Allah SWT menciptakan kehidupan dunia sebagai tempat untuk menguji
hamba-hamba Nya dan agar hamba-hamba Nya dapat lebih mengetahui
nikmatnya surga setelah bersusah payah ditempa berbagai macam ujian di
dunia.
Kita pada umumnya tidak suka diuji oleh Allah. Kita tidak suka diuji
dengan kemiskinan dan kefakiran. Siapa sih yang mau hidupnya miskin?
Kita tidak suka diuji dengan kehilangan orang yang kita cintai. Siapa
yang tidak sedih apabila mendengar anak diculik, lalu setelah
berhari-hari cemas memikirkan anak lalu muncul kabar kalau anak yang
dinanti-nanti sudah tewas dibunuh? Kita tidak suka diuji dengan
banyaknya hutang. Saya sudah merasakan punya hutang dan kesulitan
membayarnya, dan percayalah rasanya sangatlah tidak nyaman. Dan kita pun
tidak suka diuji dengan tidak bisa punya keturunan.
Namun sebenarnya jika kita mau meluangkan waktu untuk mengkaji
al-Qur'an, kita akan mendapati bahwa Allah SWT sebenarnya sudah memberi
berbagai macam rumus untuk menghadapi dan menyelesaikan soal ujian
kehidupan yang diberikan oleh Nya. Rumus itu ada, namun untuk
menggunakan rumus itu kita perlu iman. Karena percuma saja kita
mengerjakan rumus tersebut apabila kita kurang percaya rumus yang
diberikan oleh Allah.
Bagi mereka yang diuji oleh Allah dengan kemandulan sehingga tidak bisa
memiliki keturunan, janganlah berputus asa terlebih dahulu. InsyaAllah,
Allah masih berkenan untuk memberi keturunan. Jangan sedih dan
mengutuki nasib terlebih dahulu, Allah sendiri berfirman di dalam
al-Qur'an dan memberi resep bagi mereka yang kesulitan memiliki
keturunan.
"…Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai”. (QS Nuh : 10 – 12)
Kami yakin di belahan bumi ini banyak mereka yang memiliki masalah
sulit mempunyai keturunan namun pada akhirnya bisa memiliki keturunan
dengan pertolongan istighfar. Namun hanya beberapa kisah saja yang bisa
kami dapatkan. Tapi kami rasa cukuplah untuk menguatkan iman. Seperti
kisah berikut ini :
Ini kisah yang kami sadur dari status FB Ustadz Ahmad Mudzoffar Jufri MA. Sebuah kisah kontemporer dari Kuwait.
Kisah yang dialami oleh seseorang yang bernama Abu Yusuf dan isterinya dan disampaikan langsung kepada Syaikh Khalid As-Sulthan, seorang syeikh yang juga berasal dari Kuwait. Abu Yusuf menceritakan kabar gembira yang beliau alami kepada syaikh seusai beliau menyampaikan ceramah tentang fadhilah istighfar, di Mekkah pada suatu musim haji.
Abu Yusuf memulai ceritanya kepada syaikh : Beberapa tahun lalu saya telah menikah, namun setelah menikah cukup lama, kami tidak kunjung dikaruniai keturunan. Hal ini membuat kami sedih, lalu saya dan istripun melakukan berbagai upaya dengan mendatangi setiap dokter spesialis yang kami dengar mungkin bisa membantu dalam masalah kami ini.
Termasuk kami telah pergi keluar negeri untuk tujuan yang sama. Namun semua usaha itu belum juga menunjukkan hasil yang kami harapkan. Kami tidak berputus asa, dan tetap menyimpan harapan besar kepada Allah. Karena kami yakin Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tapi kami belum menemukan jalan, cara, sarana dan titik terang yang bisa meyakinkan kami demi terpenuhinya harapan indah bagi setiap pasangan suami istri tersebut.
Hingga pada suatu hari ketika saya sedang menyimak siaran radio Idza’atul Qur’an Al-Karim (dari Arab Saudi), kami mendengar seorang syaikh sedang membaca firman Allah dalam surah Nuh ayat 10 – 12, dan diantara yang disampaikan oleh beliau saat menjelaskan tentang tafsir ayat tersebut adalah bahwa, istighfar merupakan jalan dan cara terbaik untuk memperoleh keturunan. Kalimat seperti itu adalah sesuatu yang kami cari-cari selama ini. Kalimat tersebut langsung melekat di hati saya. Dan saat sampai di rumah, saya langsung menyampaikan apa yang saya dengar itu kepada istri saya. Lalu kami pun bersepakat untuk menggunakan terapi Ilahi ini, terapi istighfar.
Selanjutnya kami pun mulai mencari-cari lafadz istighfar dan doa-doa istighfar di dalam al-Qur'an dan Hadis. Setelah itu kami lantunkan dzikir dan doa istighfar siang dan malam, dengan pelan dan keras, terus menerus, tanpa mengenal lelah dan dengan hati yang penuh harap. Hari demi hari, hari berganti minggu, minggu berganti minggu.. Kami terus melantunkan dengan harap-harap cemas, kami cemas Allah tidak berkenan mengabulkan niat kami, tapi kami juga terus berharap agar Allah bermurah kepada kami.
Dan subhanallah, yang kami tunggu-tunggu selama bertahun-tahun menikah
akhirnya datang juga. Istri tercinta langsung hamil pada bulan pertama
kami memulai istighfar khusus tersebut. Tidak bisa digambarkan betapa
bahagia dan syukur kami. Kami sangat bersyukur Allah masih bermurah
kepada kami dengan mengkaruniai isteri saya kehamilan. Setelah itu
semuanya berjalan normal sampai Ummu Yusuf dengan lancar melahirkan
putra pertama yang kami beri nama: Yusuf.
Alhamdulillah..!
Tidak berhenti sampai disitu. Begitu istri saya lepas dari masa nifasnya, saya berkata kepadanya: Ya Ummu Yusuf, mari beristighfar lagi untuk anak kedua. Dan kamipun mengulang istighfar khusus kami seperti kali pertama. Dan keajaiban terulang kembali. Ummu Yusuf pun hamil untuk kedua kalinya, juga pada bulan pertama dari istighfar khusus kedua kami. Allahu Akbar walillahil hamd. Dan putra keduapun lahir dengan lancar, selamat dan sehat! Kami bersyukur dan memuji-Mu ya Allah!
Tidak berhenti sampai disitu. Seusai nifas yang kedua ini, saya berkata lagi kepada Ummu Yusuf : Isteriku mari mulai beristighfar lagi untuk anak ketiga kita. Dan berikutnya, sesuai kesepakatan, kami lalu mengulang bacaan istighfar khusus kami untuk yang ketiga kalinya. Dan lagi-lagi subhanallah, walhamdu lillah, wala ilaha illah, wallahu akbar. Istri saya hamil anak ketiga, juga di bulan pertama dari istighfar khusus kami untuk kali yang ketiga. Sesudahnya semua berjalan normal seperti biasa. Dan anak ketigapun lahir dengan sehat seperti kedua kakaknya. Maka hampir lengkaplah kebahagiaan kami dengan tiga anak laki-laki yang lahir berurutan dalam rentang waktu kurang dari tiga tahun.
Nah, begitu selesai masa nifasnya yang ketiga, kali ini gantian istri saya yang buru-buru berkata kepada saya: Cukup dulu ya Abu Yusuf !, Tolong tahan dan hentikan dulu istighfar-nya yang dengan niat khusus untuk tambahan anak. Tunggu dulu sampai anak-anak beranjak besar. Maka kamipun berhenti sementara dari istighfar khusus kami untuk memperoleh keturunan.
Abu Yusuf masih meneruskan penuturannya kepada Syaikh Khalid As-Sulthan: Dan ketika anak-anak beranjak agak besar, saya berkata kepada Ummu Yusuf istri saya: Alhamdulillah kita sudah dianugerahi tiga orang anak laki-laki. Dan rasanya tidak salah dan tidak berlebihan jika kita masih berharap kepada Allah agar mengaruniakan kepada kita seorang putri yang cantik! Maka mari memulai istighfar kita lagi dengan niat khusus dan pamrih spesial kepada Allah kali yang keempat ini untuk mendapatkan seorang anak perempuan!
Sesaat Abu Yusuf diam…sehingga Syaikh Khalidpun berkomentar singkat: Semoga Allah segera memberimu anak perempuan, sebagaimana telah mengaruniakan kepadamu tiga anak laki-laki, wahai Saudara-ku!
Tak berselang lama Abu Yusuf lalu menimpali: Perlu saya berbagi kabar gembira ya Syaikh…! Sekarang saya disini menunaikan ibadah haji, ketahuilah saat ini juga istri saya sedang nifas yang keempat bersama putrinya yang baru dilahirkannya…!
Selesai.
Sebenarnya ada beberapa kisah lagi mengenai keistimewaan istighfar
ini. Namun cukuplah firman Allah dalam surat Nuh 10 – 12 sebagai garansi
dari Allah. Tak layak apabila kita ragu-ragu dengan apa yang
disampaikan oleh Allah.
Jika semua usaha yang kita lakukan masih belum membuahkan hasil,
janganlah berputus asa, sesungguhnya Allah itu Maha Pemurah.. Dan
sering-seringlah bertanya kepada para alim ulama, agar mereka juga
berkenan membantu dengan doa, serta menasehati kita apabila dalam
menjalankan terapi ini ada kekurangan yang kita tidak tahu, dan
menguatkan keyakinan kita.
Sesungguhnya terapi ini penolongnya adalah keyakinan. Tak akan mampu
kita melakukan terapi istighfar ini apabila ada keraguan dalam hati kita
akan terapi ini. Karena bisa jadi Allah pun akan tersinggung," Betapa
lancang dan kurang ajarnya hamba Ku hingga mereka berani meragukan
firman Ku."
"Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?" (QS Nuh : 13)
Catatan dari Ustadz Ahmad Mudzoffar Jufri MA :
Yang khusus dan spesial bukan lafal dan redaksi
istighfarnya. Melainkan kekhususan niat, kespesialan tujuan, dan
kespesifikan pamrih, ditopang kemantapan keyakinan, kekuatan husnudzan
kepada Allah, dan totalitas pengharapan kepada keluasan rahmat serta
karunia-Nya!
Sehingga dengan semua sikap dasar tersebut, meskipun lafal istighfar
dengan bahasa Indonesia misalnya, atau Jawa, atau Madura, atau Sunda,
dan lain-lain, maka insya-allah hasilnya akan tetap ajaib! Kecuali jika
masih ada pada diri seseorang, faktor penghalang tertentu yang
menangkalnya! Atau juga ada rahasia hikmah lain sesuai kehendak Allah,
yang belum kita tahu!
sumber :
http://ayat1000dinar.blogspot.com/2013/06/ingin-punya-keturunan-istighfar-saja.html